Analisis Jurnal Ilmiah
Pembinaan Kehidupan Beragama Lanjut Usia
Di Panti Sosial Syekh Burhanuddin
Kabupaten Padang Pariaman, yang di tulis oleh Suhanah (Peneliti pada Puslitbang
Kehidupan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama)
a.
Latar
Belakang
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 telah
disebutkan bahwa orang lanjut usia telah diberikan kesejahteraan, dan memiliki
hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pemerintah memberikan suatu bentuk penghormatan kepada para lanjut usia dengan
memberikan pelayanan keagamaan, kesehatan, bantuan sosial, perlindungan sosial
dan lain-lain. Banyak sekali masalah umum yang dirasakan oleh para lanjut usia
seperti menurunnya kemapuan jasmani, rohani, dan sosial sehingga menjadi salah
satu beban untuk anaknya. Masalah tersebut menjadi faktor utama yang kerapkali
membuat sebagian anak menitipkan orang tuanya ke panti sosial.
Pada tahun 2000 Puslitbang Kehidupan
Keagamaan melakukan penelitian tentang pembinaan keagamaan dengan sasaran orang
lanjut usia di panti jompo. Hasil dari penelitian tersebut antara lain untuk
melakukan pembinaan keagamaan terhadap para lanjut usia, karena belum adanya
pedoman khusus tentang pembinaan keagamaan bagi para lanjut usia. Kemudian pada
tahun 2008 melakukan penelitian lanjutan dengan judul Pembinaan Kehidupan
Beragama Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Wredha (PSTW). Hal ini di lakukan
karena melihat jumlah lanjut usia dari tahun ketahun yang terus meningkat dan
membutuhkan penanganan pelayanan yang lebih baik serta kebijakan pemerintah
dalam pembinaan keagamaan untuk kesejahteraan sosial dan spiritual. PSTW itu
sendiri adalah wadah yang memberikan pelayanan dan perawatan jasmani, rohani,
dan sosial serta perlindungan untuk memenuhi kebutuhan lanjut usia.
Adapun
masalah-masalah yang muncul di dalam penelitian yaitu bagaimana pola kehidupan
beragama di Panti Sosial Syekh Burhanuddin, apa saja faktor pendukung dan
penghambat, dan bagaimana implementasi dalam kebijakan pemerintah dan peraturan
perundang-undangan?
b.
Metodologi
Penelitian
ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk
mempelajari secara intensif mengenai unit sosial tertentu yang meliputi
individu, kelompok, lembaga, dan masyarakat. Dalam studi kasus dilakukan
penggalian data secara holistik dan menganalisis secara intensif interaksi
faktor-faktor yang terlibat di dalamnnya. Pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara, pengamatan, dan telaah dari buku serta laporan hasil penelitian dari
dokumen yang ada di panti sosial.
c.
Kerangka
Pemikiran
Setelah
menemukan hambatan serta kendala yang sudah dihadapi, juga telah memberi
keberhasilan yang nyata seperti membaiknya kondisi kehidupan sosial masyarakat
dan kesehatan. Dengan keberhasilan tersebut maka usia harapan hidup mengalami
peningkatan. Dengan adanya usia harapan hidup yang mengalami peningkatan maka
para lanjut usia memerlukan bantuan peningkatan kesejahteraan sosila serta
pembinaan kehidupan beragama. Pembinaan yang dimaksudkan mencakup kebijakan,
koordinasi, penyuluhan, pembinaan dan bimbingan, pemberian bantuan, perizinan
serta pengawasan. Terdapat aspek yang diteliti dalam kajian ini yaitu sejarah
panti, bantuan yang telah diterima, struktur kepengurusan, jumlah dan profil
lanjut suai, persyaratan penerimaan lanjut usia, materi pembinaan, dan
lain-lain.
d.
Pembahasan
Panti Sosial Tresna Werdha Syekh Burhanuddin
beralamat di desa Tanjung Ulakan Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang
Pariaman Sumatera Barat yang berdiri pada tanggal 12 Desember 1996 atas ide
para pengurus Yayasan Pondok Pesantren Luhur Syekh Burhanuddin. Ide ini timbul
ketika melihat banyak para lanjut usia yang harus dibantu karena mereka
ditinggalkan oleh anak-anaknya yang pada merantau untuk mencari nafkah sehingga
mereka dititipkan ke panti dengan alasan faktor ekonomi dan tidak mau melihat
orang tuanya hidup dalam kesendirian. Tujuan didirikannya Panti Sosial Tresna
Werdha (PSTW) Syekh Burhanuddin yaitu untuk menyatukan para lanjut usia yang
hidupnya kesepian dan terlantar, dikarenakan keluarganya tidak bisa mendampingi
dan melayaninya dengan baik, sehingga mereka dapat hidup dengan nyaman dan
senang bisa hidup bersama.
Sepanjang berdirinya Panti Sosial ini, sudah
beberapa kali mendapatkan beberapa bantuan dari berbagai pihak dan donatur
serta para perantauan yang telah sukses. Pada tahun 2000 mendapat bantuan dari
Menteri Sosial untuk membangun rumah, namun setelah diteliti ternyata
pembangunan rumah belum selesai karena kekurangan biaya. Kemudian pada tahun
2004 mengajukan proposal permohonan kepada Dinas Sosial Kabupaten Padang
Pariaman untuk keperluan para lansia berupa sembako. Selanjutnya pada tahun
2007 menerima bantuan dari Kantor Sosial Kabupaten Padang Pariaman yang
digunakan untuk biaya operasional, uang jajan lansia, bantuan dana perorang,
dan uang honor kepada pangurus panti. Namun tidak semua mendapatkan honor
kecuali orang tertentu dan selain honor tersebut diberikan satu tahun sekali
dengan jumlah biaya keseluruhan. Adapun persyaratan bagi lansia untuk bisa
diterima di Panti Sosial Syekh Burhanuddin yaitu bisa mandi sendiri, mencuci
pakaian sendiri, masak bersama-sama lansia, dan makan dan minum sendiri.
Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam
Panti Sosial Syekh Burhanuddin, diantaranya:
A. Faktor
Pendukung
1. Tenaga
Pembina Keagamaan lansia tidak mengalami kendala karena Panti ini lahir dari
Pondok Pesantren di mana pondok ini melahirkan para kyai yang bertugas
memberikan ceramah keagamaan.
2. Keikhlasan
dari para pengurus yang mendapatkan honor yang tidak sesuai dengan tenaganya.
3. Para
lansia tidak banyak tuntutan walaupun diberi makan dengan tidak memenuhi
standar 4 sehat 5 sempurna.
4. Implementasi
peraturan perundang-undangan tentang lansia dilaksanakan oleh Bupati Kabupaten
Padang Pariaman beserta jajarannya.
B. Faktor
Penghambat
1.
Masih minimnya bantuan yang diterima oleh
panti, sehingga mengakibatkan belum terpenuhinya standar kehidupan yang layak.
2.
Belum ada koordinasi antara panti dengan
pihak Departemen Agama RI, Pemerintah di Provinsi Sumatera Barat dalam hal
pembinaan Kehidupan Beragama lanjut usia.
3. Sarana
dan Prasarana yang ada di Panti Sosial Syekh Burhanuddin belum memadai.
e.
Kesimpulan
dan Saran
Setelah dilakukan penelitian dengan adanya
sedikit perubahan serta bantuan dari berbagai pihak, maka para lanjut usia
menjadi sejahtera, dan dapat hidup rukun satu dengan yang lainnya. Pembinaan
Kehidupan Beragama lansia di panti sosial selama ini sudah dilakukan dengan
baik, meskipun pelaksanaannya masih dilakukan bersamaan dengan kegiatan yang
ada di Yayasan Pondok Pesantren Luhur Syekh Burhanuddin. Meskipun pola
pembinaan keagamaan belum ada, tetapi yang berjalan selama ini mengikuti pola
yang di programkan oleh Yayasan Pondok Pesantren.
Adapun saran yang perlu dilakukan untuk
membuat panti tersebut menjadi lebih baik dari yang sekarang, yaitu:
a) Perlu
adanya kerjasama antara masing-masing instansi terkait dalam hal pembinaan
keagamaan lanjut usia
b) Perlunya keperdulian Bupati Kabupaten Padang
Pariaman terhadap para lansia yang perlu dipertahankan terus menerus.
c) Perlu
adanya kebijakan pemerintah tentang pembinaan kehidupan beragama lanjut usia
yang perlu payung hukum.
f.
Kritik
Penulis
Penelitian
dengan judul Pembinaan Kehidupan Beragama Lanjut Usia di Panti Sosial Syekh
Burhanuddin Kabupaten Padang Pariaman yang di tulis oleh Suhanah sangatlah
baik, karena menggunakan metode yang tepat, dan cermat. Sementara itu, data
yang disajikan sangat memadai untuk mendukung kesimpulan penelitian tersebut.
Penulis menyajikan hasil penelitian dengan jelas, singkat dan padat serta
menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga dapat dimengerti oleh banyak
khalayak umum.
2. Keikhlasan
dari para pengurus yang mendapatkan honor yang tidak sesuai dengan tenaganya.
4. Implementasi
peraturan perundang-undangan tentang lansia dilaksanakan oleh Bupati Kabupaten
Padang Pariaman beserta jajarannya.
1.
Masih minimnya bantuan yang diterima oleh
panti, sehingga mengakibatkan belum terpenuhinya standar kehidupan yang layak.
3. Sarana
dan Prasarana yang ada di Panti Sosial Syekh Burhanuddin belum memadai.
Setelah dilakukan penelitian dengan adanya
sedikit perubahan serta bantuan dari berbagai pihak, maka para lanjut usia
menjadi sejahtera, dan dapat hidup rukun satu dengan yang lainnya. Pembinaan
Kehidupan Beragama lansia di panti sosial selama ini sudah dilakukan dengan
baik, meskipun pelaksanaannya masih dilakukan bersamaan dengan kegiatan yang
ada di Yayasan Pondok Pesantren Luhur Syekh Burhanuddin. Meskipun pola
pembinaan keagamaan belum ada, tetapi yang berjalan selama ini mengikuti pola
yang di programkan oleh Yayasan Pondok Pesantren.
c) Perlu
adanya kebijakan pemerintah tentang pembinaan kehidupan beragama lanjut usia
yang perlu payung hukum.
Penelitian
dengan judul Pembinaan Kehidupan Beragama Lanjut Usia di Panti Sosial Syekh
Burhanuddin Kabupaten Padang Pariaman yang di tulis oleh Suhanah sangatlah
baik, karena menggunakan metode yang tepat, dan cermat. Sementara itu, data
yang disajikan sangat memadai untuk mendukung kesimpulan penelitian tersebut.
Penulis menyajikan hasil penelitian dengan jelas, singkat dan padat serta
menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga dapat dimengerti oleh banyak
khalayak umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar