Sejak
kecil aku sudah diajarkan oleh ibu ku untuk hidup keras, dimana aku sudah tidak
memiliki seorang ayah. Ibu ku mengajarkan ku betapa kerasnya kehidupan di dunia
ini. Sampai saat ini ibuku bekerja banting tulang siang dan malam untuk
memenuhi kebutuhan ku. Sungguh aku sangat terkesima sekali melihat perjuangan
ibuku yang sangat luar biasa. Dari aku kecil ibuku sudah mengajak ku untuk
sekedar melihatnya bekerja, namun pada saat itu aku belum bisa membantu ibu ku,
namun aku hanya dapat melihat ibu ku bekerja dari pagi hingga sore. Terkadang
aku ikut nenek pergi ke sawah meskipun hanya sekedar bermain di sawah, jika aku
tidak ikut dengan ibu ku. Usia ku semakin bertambah dan akupun sudah duduk di
bangku SMP. Pada saat aku duduk di bangku SMP jika aku sedang tidak sekolah
terkadang aku membantu ibu ku bekerja. Namun aku selalu membantu nenek ku di
sawah setelah pulang sekolah, dan aku pun sering pulang hingga malam untuk
membantunya di sawah. Kegiatan disawah itu aku lakukan setiap hari jika kondisi
badanku sehat. Selama 3 tahun juga aku melakukan kegiatan itu. Tidak terasa sekarang aku duduk di bangku SMA,
dimana aku sudah mulai bekerja sendiri untuk membantu ibu ku untuk membayar
uang sekolah dan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Aku sangat senang
sekali karena dapat membantu ibu ku. Dan saat aku duduk di bangku SMA aku
sangat mengerti betapa kejam dan kerasnya kehidupan di dunia ini dan aku pun
merasakan betapa sulitnya untuk mencari selembar uang. Mungkin bagi orang di
luaran sana mencari uang sangatlah mudah dan sangat mudah juga untuk
menghabiskannya. Mungkin bagi dia yang tidak mempunyai kakak maupun adik dapat
berfikirran bahwa ”tidak perlu bekerja keras, banting tulang karena aku adalah
anak tunggal di mana nanti aku akan mewarisi semua harta kekayaan dari
orangtuaku”. Orang yang berfikiran seperti itu sangatlah salah besar karena
menjadi anak tunggal mempunyai tanggung jawab yang sangat besar juga, tidak
seperti yang dibayangkan ataupun seperti yang ada di film-film. Namun bagiku
selembar uang sangatlah berharga sekali meskipun itu nominalnya kecil. Jadi
mulai sekarang syukuri apa yang ada, apa yang ada di dunia ini, menghargai dan
memanfaatkan dengan baik apa yang telah di peroleh ataupun di capai, jangan
sampai anda menyesalinya. Jalanilah kehidupan pada saat ini, lupakan masa lalu,
dan jangan memikirkan masa yang akan datang yang belum tentu kepastiannya. J
Selasa, 20 Januari 2015
Nyawa Sebagai Taruhan Kesuksesan
Perjuangan anak desa
Grobokan, Jawa Timur sangat memprihatinkan. Dengan berpakaian seragam melintas
dengan seutas tali. Berpijaran dan berpegangan pada tali yang melintas di atas
sungai. Perasaan takut yang terbenak di dalam dirinya. Banjir bandang tidak
mengurangi semangatnya untuk belajar.
Kesuksesan
belajarnya adalah awal untuk meraih cita-citanya. Melihat keadaan rumahnya yang
membuat semangat belajarnya. Anak Grobokan tersebut rajin membantu keluarganya.
Walaupun orang tuanya seorang petani ia sangat menghargainya. Berpenghasilan
musiman yang ditunggu dan diharapkan, yang hanya cukup untuk makan dan sekolah
yang keluar di setiap doanya. Ratap tangis yang melintas diwajahnya dan tetesan
air mata yang membasahi pipinya.
Merubah
keadaan keluarga yang diimpikan anak Grobokan, untuk membahagiakan orangtuanya
merupakan salah satu cita-citanya. Melihat orang tua bercucuran keringat yang
memotivasinya dan ia berpikir betapa sulitnya mencari uang membuatnya semangat
untuk belajar. Berkeinginan merubah
keadaan keluarga, nyawa sebagai taruhannya hidup anak Grobokan.
Desa
yang jauh dari keramaian membedakan pola pikir anak Grobokan. Ketenangan batin
yang tertanam pada dirinya, keadaan banjir yang membuat risau pada dirinya.
Hanyalah dukkha mendalam yang ingin
dihilangkan pada dirinya. Rasa trauma yang menyelimuti hidupnya.
Semangat
anak Grobokan dibuktikan dengan ketekunannya dalam belajar. Membantu orangtua menjadi
prioritas ketika mempunyai waktu luang. Sedetik adalah waktu yang sangatlah berharga
bagi anak Grobokan. Setiap pagi anak Grobokan selalu menyempatkan diri untuk
belajar. Keadaan banjir tidak mengurangi sedikitpun semangat belajarnya. Anak Grobokan
tidak pernah mengeluh dengan usahanya.
Pengaruh Tokoh Kartun untuk Anak-anak
Siapa yang
tak mengenal kartun?, semua orang pasti tau dan mungkin juga sangat menyukai
kartun-kartun yang ada di televisi. Tidak hanya dikalangan anak-anak saja yang
menyukai film kartun, dari yang bayi, muda bahkan sampai yang tuapun pasti
menyukai berbagai macam film kartun. Menurut anda apakah kartun itu membawa
dampak negatif ataukah positif???. Menurut sebagain orang, kartun adalah sebuah
hiburan, tontonan yang menarik dimana jika diri anda sedang merasa jenuh pasti
anda akan tertawa terbahak-bahak saat menyaksikan kartun kesukaan anda. Mungkin
bagi orang yang sudah dewasa mengganggap kartun hanya sebuah hiburan semata,
namun taukah anda dampaknya terhadap anak kecil yang baru mengenal film kartun.
Dari sekian banyak kartun tidak semua kartun membawa hal positif untuk anak
kecil, justru malah kebalikannya. Contohnya saja film kartun Tom And Jerry dan
Power Ranggers. Film kartun tersebut memang sangat asyik, lucu, menenggangkan,
seru dan lai-lain. Namun itu semua dapat membawa dampak negatif terhadap perkembangan
anak karena seorang anak akan meniru tingkah laku atau perbuatan dari film
kartun yang di favoritkan. Misalnya suka berkelahi dengan temannya akibat
meniru dari film kartun Power Ranggers. Kemudian suka usil, jail, suka ngledekin temannya, dan lain
sebagainya yang meniru dari tokoh kartun Tom And Jerry. Lalu bagaimana pendapat
orangtua yang melihat anaknya seperti itu, melarangnya kah untuk menyaksikan
film kartun, atau dengan cara yang lainnya???. Mungkin disini orangtua harus
bertindak agar anaknya tidak meniru perbuatan yang tidak baik akibat meniru
tokoh kartun kesukaannya. Orangtua harus mengawasi anaknya dalam menonton film,
tidak hanya film kartun saja tapi film yang lainnya juga. Orangtua juga harus
memberikan didikan yang baik, menunjukkan ini yang baik dan itu yang buruk,
sehingga anak menjadi tau bahwa itu perbuatan baik dan buruk.
Kumpulan kata mengenai persahabatan
Sahabat
bukan mereka yang menghampirimu ketika butuh, namun mereka yang tetap bersamamu
ketika seluruh dunia menjauh.
Tak
ada yang sempurna, sahabatpun pernah berbuat salah, tapi kamu selalu temukan
sebuah alasan tuk maafkan mereka.
“Sahabat
yang baik adalah orang yang sangat kita percayai dan membuat kita tenang
bersamanya. Dia menjadi tempat berbagi kelelahan, berbagi kesedihan dan tidak
pernah menjual rahasia diri kita”
Siapa
yang ingin bersama kamu pada saat tiada satupun yang dapat kamu berikan??.
Merekalah sahabat-sahabat kamu.
“Sahabat
adalah dia yang tahu kekuranganmu, tapi menunjukkan kelebihanmu. Dia yang tahu
ketakutanmu, tapi menunjukkan keberanianmu.”
“Sesuatu
yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu
yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga atau berguna, belum
tentu bagus.”
“Sahabat
selalu ada untukmu, ketika kamu punya masalah. Bahkan terkadang memberi saran
yang bodoh hanya tuk lihat kamu tertawa.”
“Teman itu seperti bintang tak selalu nampak tapi
selalu ada dihati, Sahabat akan selalu menghampiri ketika seluruh dunia menjauh
Karena persahabatan itu seperti tangan dengan mata Saat tangan terluka, mata
menangis Saat mata menangis, tangan menghapusnya”
Suku Mentawai
Di provinsi
Sumatera Barat terdapat satu suku yang memiliki banyak keunikan yaitu
Mentawai. Suku Mentawai terdapat di kepulauan Mentawai yang terdiri
dari pulau-pulau yaitu Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Dalam
beberapa pandangan tentang asal usul masyarakat Mentawai, ada yang mengatakan
bahwa masyarakat Mentawai berada dalam garis orang polisenia. Menurut
kepercayaan masyarakat Siberut, nenek moyang masyarakat Mentawai berasal dari
satu suku dari daerah Simatalu yang terletak di Pantai Barat Pulau Siberut yang
kemudian menyebar ke seluruh pulau dan terpecah menjadi beberapa suku. Secara
geografis, letak kepulauan Mentawai berhadapan dengan Samudera Hindia. Jarak
kepulauan Mentawai dari Pantai Padang kurang
lebih 100 km. Secara turun temurun, suku Mentawai hidup sederhana
di dalam sebuah Uma. Uma merupakan rumah yang terbuat dari
kayu pohon, arsitektur bangunan rumah Mentawai berbentuk panggung.
Masyarakat Mentawai
banyak yang tinggal di daerah kampung yang terletak di pinggir sungai pedalaman
meski ada yang berada di pinggir pantai. Tiap kampung terdiri dari tiga sampai
lima wilayah yang disebut perumaan,
yang berpusat pada satu rumah adat yang besa. Suatu Uma merupakan bangunan yang besar dan megah panjang Uma mencapai hingga 25 m dan lebarnya
berkisar 10 m. Kerangka Uma terbuat
dari kayu bakau, lantainya dari batang nibung, dinding rumahnya dari kulit
kayu, sedangkan atapnya dari daun sagu. Fungsi dari Uma sendiri adalah sebagai balai pertemuan umum untuk upacara dan
pesta adat bagi anggota-anggotanya yang semuanya masih terikat hubungan
kekerabatan menurut adat.
Menurut agama
tradisional Mentawai yaitu Arat
Sabulungan (arat berarti adat
sedangkan sabulungan berarti bulu)
seluruh benda hidup dan segala yang ada di alam mempunyai roh atau jiwa (simagre). Roh dapat memisahkan dari
tubuh dan bergentayangan dengan bebas. Jika keharmonisan antara roh dan
tubuhnya tidak dipelihara, maka roh akan pergi dan dapat menyebabkan penyakit. Konsep
kepercayaan ini berlaku dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, kegiatan
keseharian yang tidak sesuai dengan adat dan kepercayaan maka dapat mengganggu
keseimbangan dan keharmonisan roh di alam.
Upacara agama dikenal
dengan sebagai punen, puliaijat dimana harus dilakukan secara bersamaan
dengan aktivitas manusia sehingga dapat mengurangi gangguan. Upacara dipimpin
oleh para sikerei yang dapat
berkomunikasi dengan roh dan jiwa yang tidak dapat dilihat orang biasa. Roh
makhluk yang masih hidup maupun yang telah mati akan diberikan sajian yang
banyak disediakan oleh anggota suku. Rumah adat (uma) dihiasi, daging babi disajikan dan diadakan tarian (turuk) untuk menyenangkan roh sehingga
mereka akan mengembalikan keharmonisan. Selama diadakan acara, maka sistem tabu atau pantangan (kekei) harus dijalankan dan terjadi pula
berbagai pantangan terhadap berbagai aktivitas keseharian. Kepercayaan
tradisional dan khususnya tabu inilah yang menjadi kontrol sosial penduduk dan
mengatur pemanfaatan hutan secara arif dan bijaksana dalam ribuan tahun.
Bagaimanapun juga,
sekarang kebudayaan tersebut berangsur hilang. Populasi penduduk tumbuh dengan
cepat dan sumberdaya alam dieksploitasi tanpa mengindahkan peraturan
tradisional sehingga berdampak menurunya daya dukung lingkungan yang menjadi
tumpuan kehidupan masyarakat Mentawai.
Dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Mentawai menerapkan prinsip kesederhanaan, ini terlihat
dari cara berpakaian tradisional masyarakat Mentawai yang para lelakinya
mengenakan Kabit yakni penutup bagian
tubuh bawah yang hanya terbuat dari kulit kayu. Sementara bagian tubuh atas
dibiarkan telanjang. Sedangkan untuk para wanita, mereka menutup tubuh
bagian bawah dengan memakai untaian pelepah daun pisang hingga berbentuk
seperti rok. Sementara untuk tubuh bagian atas, mereka merajut daun rumbia
hingga berbentuk seperti baju.
Kemudian hukum
adat masyarakat Mentawai terdapat pandangan mengenai hutan dimana masyarakat
Mentawai memiliki kepercayaan bahwa kawasan seperti hutan, sungai, gunung,
perbukitan, laut, dan rawa memiliki penjaga yaitu mahluk halus yang disebut lakokaina. Mereka yakin bahwa lakokaina ini sangat berperan dalam
mendatangkan, sekaligus menahan rezeki.
Dalam melakukan
kegiatan berburu, pembuatan sampan, merambah atau membuka lahan untuk ladang
dan membangun sebuah uma maka biasanya mereka melakukan secara bersama-sama
oleh seluruh anggota uma dan pembagian kerja dibagi atas jenis kelamin. Setiap
keluarga dalam satu uma membawa makanan (ayam, sagu, dll) yang kemudian
dikumpulkan dan dimakan bersama-sama oleh seluruh anggota uma setelah selesai
melaksanakan kegiatan atau upacara.
Masyarakat Mentawai
bersifat patrinial dan kehidupan sosialnya dalam suku disebut "uma".
Struktur sosial tradisional adalah kebersamaan, mereka tinggal di rumah besar
yang disebut juga "uma" yang berada di tanah-tanah suku. Seluruh
makanan, hasil hutan dan pekerjaan dibagi dalam satu uma. Kelompok-kelompok
patrilinial ini terdiri dari keluarga-keluarga yang hidup di tempat-tempat yang
sempit di sepanjang sungai-sungai besar. Walaupun telah terjadi hubungan
perkawinan antara kelompok-kelompok uma yang tinggal di lembah sungai yang
sama, akan tetapi kesatuan-kesatuan politik tidak pernah terbentuk karena
peristiwa ini. Struktur sosial itu juga bersifat egalitarian, yaitu setiap
anggota dewasa dalam uma mempunyai kedudukan yang sama kecuali
"sikerei" (dukun) yang mempunyai hak lebih tinggi karena dapat
menyembuhkan penyakit dan memimpin upacara keagamaan.
Masyarakat Mentawai
memiliki dua mata pencaharian utama, yaitu berburu dan berladang. Dimana dalam
berburu mereka menggunakan peralatan seperti busur dan panah, dimana alat-alat
tersebut dibuat sendiri dari kayu-kayu yang ada di hutan dengan cara-cara yang
tradisional dan dilumuri dengan racun buatan mereka sendiri. Dalam berladang,
khususnya dalam berladang sagu, suku Mentawai juga menggunakan
peralatan-peralatan tertentu. Seperti yang kita ketahui sebelumnya, dalam
menanam sagu harus disertai dengan tahapan-tahapan tertentu. Seorang warga
sedang berburu dengan busur dan panah, sambil mencoba mendengarkan suara buruan.
Alat-alat serta sistem teknologi mereka pun dalam berladang dapat dikatakan
masih tradisional seperti: tegle, suki, lading, kampak.
Tingkeban dalam Adat Jawa dan Agama Buddha
Mungkin sudah tidak asing
lagi bagi semua orang khusunya masyarakat jawa. Siapa yang tidak tahu dengan
kata tujuh bulan kandungan atau dalam bahasa jawa banyak orang yang menyebutnya
dengan kata “Tingkeban” atau “Mitoni”. Pasti banyak orang yang telah mengetahui
tentang tingkeban itu sendiri. Namun sebenarnya apakah tingkeban itu yang
sesungguhnya?. Ya tingkeban adalah salah
satu tradisi atau kebudayaan turun temurun yang ada di Indonesia dengan adat
masing-masing dari daerahnya. Tingkeban atau mitoni berasal dari kata pitu yang
berarti tujuh, di mana pada usia kehamilan ke tujuh bulan dan pada kehamilan
yang pertaman kali tradisi mitoni ini di lakukan. Makna dari tradisi ini adalah
pendidikan, bukan saja setelah dewasa namun ketika sudah ada benih yang tertanam
di dalam rahim seorang ibu itu sendiri.
Tradisi ini biasanya dilakukan
pada tanggal ganjil sebelum bulan purnama seperti tanggal 3,5,7,9,13, atau 15
bulan jawa, dan dilaksanakan di kiri atau di kanan rumah yang menghadap kearah
matahari terbit. Hakekat yang mendasar dari tradisi tingkeban ini yaitu suatu
ungkapan syukur serta permohonan kepada Yang Maha Kuasa untuk keselamatan dan
ketentraman, dan biasanya diungkapkan dalam bentuk lambang yang memiliki makna
tersendiri.
Konon ceritanya tingkeban
berasal dari nama seorang ibu yang bernama Niken Satingkeb yang merupakan istri
dari Ki Sedya, yang mempunyai 9 orang anak, namun dari ke-9 anaknya tersebut meninggal dunia
pada usia dini. Berbagai usaha telah dijalani namun tidak membuahkan hasil.
Hingga suatu saat mereka memberanikan dirinya untuk menghadap kepada Kanjeng
Sinuwun Jayabaya. Kemudian Kanjeng Jayabaya memberi nasihat agar menjalani
beberapa ritual. Sebagai syarat utama, mereka harus rajin manembah mring Hyang Widhi laku becik,welas asih mring sapada
(menyembah Tuhan Yang Maha Esa dengan khusyuk dan senantiasa berbuat baik welas
asih kepada sesama). Selain itu juga harus mensucikan diri dengan mandi
menggunakan air suci yang berasal dari 7 sumber air dan berpasrah diri lahir
batin serta memohon kepada Gusti Allah untuk kesehatan dan kesejahteraan si
bayi.
Kemudian tidak lupa juga
menyertakan sesaji seperti takir plontang, kembang setaman, serta kelapa gading
yang masih muda. Setelah melalui serangkaian ritual yang dianjurkan oleh
Kanjeng Suwun Jayabaya , akhirnya Ki Sedya dan Niken Satingkeb mendapat
momongan yang sehat dan berumur panjang. Kemudian untuk mengingat nama Niken
Satingkeb yang telah melewati serangkaian ritual yang telah ditiru oleh para
generasi selanjutnya hingga sekarang maka diberi nama dengan Tingkeban, dengan
harapan mendapat kemudahan dan tidak ada halangan selama hamil, melahirkan,
hingga si anak tumbuh dengan dewasa.
Selain tingkeban masih
terdapat tiga tradisi lagi yang harus dilaksanakan selama masa mengandung yaitu
tradisi Neloni (tiga bulan dari masa mengandung), Tingkeban atau Rujakan (enam
bulan dari masa kehamilan), dan Procotan (delapan bulan dari masa kehamilan).
Namun seiring dengan perkembangan zaman, ketiga tradisi ini diringkas secara
pelaksanaannya menjadi satu yaitu Tingkeban. Walupun diringkas secara
pelaksanaannya, tetapi ubo rampea atau piranti yang harus disiapkan dari
tiap-tiap ritual tetap harus disediakan. Piranti itu sendiri seperti takir
plontang, jajanan pasar, berbagai macam jenang, buah, kembang setaman, mayang,
janur, daun dadap, daun beringin, dan masih banyak lagi piranti lainnya. Sebelum
usia kandungan memasuki tujuh bulan, calon dari orang tua bayi harus menentukan
hari yang baik sesuai dengan itungan jawa. Menurut itungan jawa, hari yang baik
itu yang memiliki neptu genap yang jumlahnya 12 atau 16.
Upacara ini dimulai dengan
acara kenduri yang dihadiri oleh tetangga, kerabat, sanak saudara dan lain-lain.
Semua piranti neloni dibawa ke hadapan undangan. Setelah semua piranti
dihidangkan, para sesepuh desa menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya
upacara ini dan menjelaskan makna satuper satu dari makanan yang di hidangkan.
Dengan sautan dari para undangan yaitu dengan kata “nggeh” disetiap akhir
kalimat yang diucapkan oleh para sesepuh, maka satuper satu makanan yang
dihidangkan dijelaskan hingga usai dan dilanjutkan dengan doa, dan yang
terakhir dari rangkaian acara pertama ini adalah memakan hidangan yang telah
tersedia.
Selesai upacara yang
pertama selesai, maka menunggu waktu yang tepat untuk melaksanakan upacara tingkeban.
Prosesi tingkeban ini yang penulis anggap paling sakral karena mulai dari hari
sampai jam pelaksanaanya ditentukan dan tidak boleh dilanggar. Sebelum acara
dimulai sesepuh desa menata beberapa lembar kain jarik batik di tengah rumah
shohibul hajat. Secangkir air putih dan kelapa muda serta sebuah sabit besar
diletakkan di depan pintu. Sedangkan di sisi pintu luar tepatnya di teras rumah
telah menunggu orang tua shohibul hajat dengan membawa lemper dan bumbu rujak. Setelah
semua siap dan waktu pelaksanaannya tiba, kedua shohibul hajat (suami-istri)
masuk ke rumah dan duduk bersanding di atas kain jarik yang telah tertata.
Sesepuh desa membaca
beberapa mantra dan mengajari beberapa kalimat untuk diucapkan oleh shohibul
hajat. Salah satu penggalan kalimat tersebut adalah ”Niat ingsun nylameti jabang bayi, supaya kalis ing rubeda, nir ing
sambikala, saka kersaning Gusti Allah. Dadiyo bocah kang bisa mikul dhuwur
mendhem jero wong tuwa, migunani mring sesama, ambeg utama, yen lanang kadya
Raden Kamajaya, yen wadon kadya Dewi Kamaratih kabeh saka kersaning Gusti.”
Usai prosesi tersebut
keduanya berjalan keluar rumah dengan larangan tidak boleh menengok ke belakang.
Sesampainya didepan pintu, calon bapak memecah kelapa muda dengan sabit yang
dibarengi dengan calon ibu menyampar cangkir. Upacara ini disebut juga upacara
brojolan, yaitu memasukkan sepasang kelapa gading muda yang telah digambari
Kamajaya dan Kamaratih atau Arjuna dan Sembadra ke dalam sarung dari atas perut
calon ibu. Makna simbolis dari upacara ini adalah agar kelak bayi lahir dengan
mudah tanpa kesulitan.
Di sisi lain calon nenek
menumbuk bumbu rujak yang telah disiapkan hingga halus. Usai menyampar cangkir
dan memecah kelapa muda, keduanya mandi dan kembali ke dalam rumah melalui
pintu utama. Sesampainya di dalam rumah akan dilanjut dengan prosesi ganti
busana. Prosesi ini dilakukan oleh calon ibu dengan tujuh jenis kain batik
dengan motif yang berbeda. Ibu akan
memakai model kain yang terbaik dengan harapan agar kelak si bayi juga memiliki
kebaikan-kebaikan yang tersirat dalam lambang kain.
Bumbu rujak yang telah
dihaluskan oleh calon nenek tersebut selanjutnya dibawa ke dapur untuk segera
dicampur dengan beberapa buah-buahan dan dihidangkan kepada para undangan. Tak
lama berselang dari prosesi inti maka langsung melanjutkan prosesi terakhir
yaitu procotan. Dalam prosesi ini tidak jauh berbeda dengan prosesi neloni,
yaitu semua piranti dihidangkan di hadapan undangan, setelah tersaji sesepuh
desa dengan di saksikan oleh undangan dengan menjawab kalimat sesepuh tersebut
dengan kata “nggeh”. Seusai prosesi tersebut di akhiri dengan do’a dan memakan
hidangan yang ada.
Adapun rangkaian dalam acara tingkeban
diantaranya:
1. Pembacaan
Ayat Suci Al Qur’an
2. Sungkeman
yang dilakukan oleh istri kepada suami dan dilanjutkan oleh suami – istri pada
orangtuanya.
3. Siraman
Siraman ini dilakukan kepada calon orang tua jabang bayi dengan air dari
7 sumber dan dilakukan oleh 7 orang sesepuh keluarga. Gayung yang dipakai untuk
siraman ini terbuat dari kelapa yang masih ada dagingnya dan bagian dasarnya
diberi lobang. Setelah siraman si calon ibu di pakaikan kain 7 warna, yang
melambangkan sifat-sifat baik yang akan dibawa oleh jabang bayi dalam
kandungan.
4. Pantes-pantes
(Ganti Busana 7 kali)
Dalam acara pantes-pantes ini calon ibu
dipakaikan kain dan kebaya 7 macam. Kain dan kebaya yang pertama sampai yang ke
enam merupakan busana yang menunjukkan kemewahan dan kebesaran. Sedangkan
busana yang ke-7 melambangkan bahwa ibu yang sedang mengandung sebiknya tidak
memikirkan hal yang bersifat keduniawian dan lebih baik berpenampilan
bersahaja.
5. Tigas
Kendit
Calon ibu kemudian diikat perutnya
(dikenditi) dengan janur kuning. Ikatan janur ini harus dipotong oleh calon
ayah si bayi untuk membuka ikatan yang menghalangi lahirnya si jabang bayi.
Ikatan tersebut dipotong dengan keris yang ujungnya diberi kunyit sebagai tolak
bala.
6. Brojolan
Dalam acara brojolan ini, 2 buah kelapa
gading muda yang telah diberi gambar wayang (biasanya gambar Betara
Kamajaya-Dewi Ratih atau Harjuna – Sembadra) dimasukkan oleh calon ayah melalui
perut calon ibu dan diterima oleh nenek jabang bayi. Harapan dari acara ini
adalah supaya si jabang bayi yang lahir memiliki fisik dan sifat seperti tokoh
wayang tersebut.
7. Angrem
Di sini Calon Ibu duduk di tumpukan kain
yang tadi digunakan dalam acara Pantes-pantes seperti ayam betina yang sedang
mengerami telurnya. Harapannya adalah agar si jabang bayi dapat lahir cukup
bulan. Pada saat pelaksanaan acara ini dikumandangkannya bacaan-bacaan
“Shalawat Nabi” yang diiringi alunan musik rebana.
8. Dhahar
Ajang Cowek
Di sini calon ayah duduk mendamping calon
ibu di tumpukan kain dan berdua mengambil makanan yang disediakan dengan alas
makan cowek (cobek)dan mereka berdua memakannya sampai habis. Harapannya adalah
supaya plasenta bayi menjadi sehat sehingga si jabang bayi dapat bertumbuh
dengan sehat.Calon ayah si bayi kemudian menjatuhkan tropong (alat tenun
tradisional) di sela kain 7 warna yang melambangkan proses kelahiran si bayi
kelak yang berjalan lancar dan sempurna.
Agama Buddha sebenarnya
terdiri dari dua bagian besar. Bagian pertama adalah pelajaran kebenaran yang
diberikan oleh Sang Buddha Gotama yang disebut Buddha Dhamma. Bagian kedua
adalah tradisi yang berkembang pada suatu masyarakat tertentu. Apabila berbicara
tentang relevansi Agama Buddha dalam menghadapi kemajuan zaman, hendaknya dapat
membatasi diri membicarakan tentang Buddha Dhamma, bukan tentang tradisi.
Tradisi dapat berlainan dari satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat
lainnya. Membahas masalah tradisi tidak akan menemui titik terang.
Masing-masing akan mempertahankan pendapatnya.
Padahal, kebenaran Dhamma
bukan pada tradisi itu. Pembahasan Buddha Dhamma, di mana pun juga, oleh siapa
pun juga, hasilnya akan dan harus tetap sama. Hal paling pokok dalam Buddha
Dhamma atau Ajaran Sang Buddha adalah Empat Kesunyataan Mulia. Bila Buddha
Dhamma diibaratkan suatu sistem pendidikan tingkat perguruan tinggi maka Empat Kesunyataan
Mulia adalah kurikulum dasarnya. Hal ini dapat terjadi karena selama Sang
Buddha mengajarkan Dhamma sampai 45 tahun lamanya, pokok ajaran Beliau selalu
sama, Empat Kesunyataan Mulia. Hingga saat inipun pokok pelajaran Agama Buddha
tetap dan berlaku universal. Bahkan dimasa yang akan datangpun juga sama.
Sampai munculnya Buddha yang akan datangpun pasti akan mengajarkan hal yang
sama. Oleh karena itu, jelaslah bahwa Empat Kesunyataan Mulia itu dapat
dijadikan tolak ukur untuk membedakan Agama Buddha dengan berbagai macam
tradisi.
Dalam Agama Buddha upacara
untuk memperingati tujuh bulan kandungan biasanya mengundang warga setempat
untuk menghadiri upacara atau selamatan tujuh bulan kandungan. Dalam peringatan
tersebut keluarga menyiapkan tumpeng sebagai syarat upacara tujuh bulan
kandungan, setelah selesai upacara tersebut biasanya tuan rumah yang mengadakan
peringatan mengundang umat-umat dari vihara lain dan mengundang umat sekitar
yang beragama Buddhis untuk membacakan doa atau parita suci. Dalam upacara
tujuh bulanan tersebut biasanya mengundang Bhikkhu untuk meberi doa, setelah
selesai membacakan doa atau parita-parita suci biasanya umat diberi makanan
ringan dan warga tersebut sambil berbincang-bincang sambil makan yang telah di
sediakan oleh tuan rumah.
Parita yang dibacakan
dalam upacara memperingati tujuh bulan kandungan seperti: Pubbabhaganamakara, Tisarana, Buddhanussati, Dhammanusati,
Sanghanussati, Saccakiriya Gatha, Abhaya Paritta atau Pattumo dana Paritta,
Sumangala Gatha II (parita memercikan air pemberkahan).
Jadi upacara untuk
memperingati tujuh bulan kandungan ialah agar bayi yang berada di dalam
kandungan diberi keselamatan, agar bayi dan ibunya sehat dan tidak ada halangan
apa pun dalam mengandung. Di dalam pelaksanaan upacara tersebut dibuatkan
tumpeng dan tumpengtersebut di beri doa
dan dibagikan ke warga sekitar yang telah diundang untuk menghadiri upacara
tujuh bulan kandungan. Dalam agama Buddha tidak ada larangan dalam tradisi
karena merupakan adat dari masing-masing setiap suku.
Referensi
Tjakraningrat, K.P. Harya Atassadhur Adimmakna.
Yogyakarta:Soemodidjaja Mahadewa, 1880.
Gunasasmita. Kitab
Pribmon Jawa Serbaguna. Yogyakarta: Soemodidjaja Mahadewa, 2009
Lombard, Denys. (2008). Nusa Jawa: Silang Budaya. Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama
Minggu, 18 Januari 2015
Gue Sadar ini Vipaka
Manusia
itu pasti tak luput dari yang namanya dosa, setiap manusia pasti pernah
melakukan kesalahan baik itu kesalahan besar ataupun kesalahan kecil, masalah
besar atau kecil pasti akan menghasilkan suatu hasil yang akan di dapat entah
itu pada kehidupan saat ini maupun kehidupan yang akan datang. Contohnya ajha
ya kayak gue ini lah, mungkin ini semua adalah hanya bagian dari hasil
perbuatan gue yang udah pernah gue lakuin entah itu di kehidupan masa lalu atau
di kehidupan sekarang ini. Sejujurnya gue udah nggak betah dan nggak tahan
ngadepiin semua masalah ini yang datang bertubi-tubi tapi ya mau gimana lagi gue
nggak bisa lari dan ngehindar dari masalah ini, cukup dengan menyadarinya saja
dan anggep ajha ini adalah jalan buat menuju kesuksesan dan kedewasaan buat
diri gue. Awal mulanya gua sangat benci dengan ini semua, kenapa ini semua
harus terjadi sama gue, gue nggak bisa trima ini semua, yang sampe pada
akhirnya gua sadar bahwa ini adalah bagian dari vipaka gue. Gue kenal apa itu
vipaka sejak gue blajar mendalami agama Buddha itu sendiri. Sebelumnya gue
nggak ngerti tentang itu semua, yang gue lakuin dulu adalah gue nggak bisa
trima akan semua ini. Mungkin bagi loe semua yang menyalahkan keadaan loe saat
ini adalah salah besar karna keadaan yang saat ini sedang dijalani merupakan
bagian dari vipaka atau hasil dari perbuatan baik di masa lalu maupun masa
sekarang. :)
Sabtu, 17 Januari 2015
Mensiasati Kebaya
Siapa bilang kebaya itu
norak? Kebaya merupakan pakaian tradisional yang khas bagi perempuan Indonesia.
Sebelum masuknya kebaya ke Indonesia, wanita tradisional hanya mengenakan pakain bermodel kemben yang digunakan untuk pakain
sehari-hari. Pada dasarnya kebaya adalah blus tradisional yang dikenakan oleh para
wanita pada zaman dulu, dimana kebaya terbuat dari bahan yang tipis yang
dipadukan dengan kain batik atau dengan pakaian rajutan tradsional lainnya
seperti songket dengan motif wana-warni. Pada jaman modern ini siapa sih yang
tidak mengenal kebaya???
Salah satu karya Indonesia
ini memang selalu menjadi primadona, khususnya untuk para wanita, tidak hanya
dibumi pertiwi, akan tetapi desain kebaya yang cantik dan elegan juga telah
membius mata dunia. Zaman dahulu kebaya hanya
dapat dipadukan dengan kain batik, akan tetapi kebaya yang dimodifikasi
sudah dapat dipadukan dengan jins ataupun rok. Kebaya sering dikaitkan
dengan banyak momen kemasyarakatan yang mencirikan nilai tradisional dan
nasionalisme, seperti sebagai pakaian pernikahan, pakaian pertemuan (formal)
dan juga acara penting lainya. Beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam
memilih atau membuat kebaya:
- Jika anda
ingin membuat kebaya, ada baiknya disesuaikan dengan kantong anda,
- Anda bisa membeli
yang sudah jadi untuk memudahkan anda atau bisa juga memesan pada penjahit
kebaya,
- Jika ingin
terlihat feminim, bisa menggunakan model kebaya modern yang simple dan
sederhana,
- Bagi anda yang
memiliki dada kecil, anda dapat menyiasatinya dengan menambah detail atau payet pada bagian depan,
- Untuk anda
yang mempunyai tubuh kurus, cocok untuk menggunakan kebaya dengan gaya
kerah sanghai dan tambahan payet.
Apabila kita pandai dalam menyiasati gaya
dan model kebaya yang akan kita kenakan,
maka kebaya bukanlah sesuatu yang norak, akan tetapi kebaya akan mejadi aset
besar bagi wanita Indonesia supaya terlihat cantik dan elegan tanpa mengurangi
ciri khas sebagai wanita Indonesia.
Lagu Mempengaruhi Anak Kecil
Zaman
semakin maju dan tekhnologi pun semakin berkembang. Tentu telah diketahui oleh
banyak orang mengenai perkembangan zaman itu sendiri, contohnya saja seperti
lagu. Siapa di dunia ini orang yang tak mengenal lagu bahkan anak kecil saja
sudah mengenal lagu dan mereka pun mampu untuk menghafalnya. Tentu banyak lagu
yang sudah tidak asing lagi di kuping para pendengar terutama lagu percintaan.
Tau kah anda bahwa anak kecil sekarang sudah sangat terpengaruh sekali dengan
lagu-lagu percintaan, patah hati dan lain sebagainya. Siapa orang yang tidak
mengenal lagu yang berjudul “Sakitnya tuh di sini”. Tentu saja semua orang
telah mengetahui lagu itu mulai dari anak-anak sampai ke orangtua bahkan kakek
dan nenek, pasti tau lagu itu dan hafal dengan liriknya.
Sebenarnya
sangat tidak bagus sekali dan sangat disayangkan jika anak kecil menyanyikan
lagu-lagu tersebut, bahkan sampai menghafalnya. Seharusnya anak kecil itu
mendengarkan lagu anak-anak kecil yang sekarang sangat sulit untuk mencarinya,
bukan mendengarkan lagu percintaan seperti hal diatas. Coba perhatikan
sekeliling anda, apakah anak kecil yang anda jumpai mengenal lagu anak-anak???,
dari sekian banyak anak kecil yang anda jumpai mungkin hanya beberapa diantara
mereka yang pernah mendengarkan lagu anak-anak dan sisanya mereka tidak
mengerti lagu anak-anak.
Sungguh
hal yang sangat memprihatinkan sekali, perkembangan yang terjadi di dunia ini
khususnya di Indonesia sendiri. Karena anak-anak tersebut yang masih munyil,
lucu, yang tidak mengerti tentang percintaan seharusnya mendengarkan lagu
anak-anak bukan lagu tentang percintaan. Bagaimana kedepannya bangsa Indonesia
ini jika anak kecil saja sudah terpengaruh seperti itu. Apakah indonesaia akan menjadi
baik ataukah buruk???.
Hal itu yang harus di perhatikan saat ini baik dari pemerintah maupun musisi-musisi Band di mana seharusnya para musisi Band dapat menciptakan lagu anak-anak yang sesuai dengan umur mereka.
Hal itu yang harus di perhatikan saat ini baik dari pemerintah maupun musisi-musisi Band di mana seharusnya para musisi Band dapat menciptakan lagu anak-anak yang sesuai dengan umur mereka.
Jumat, 09 Januari 2015
Seorang Teman
Seorang
teman yang baik adalah teman yang dapat membantu temannya jika temanya dalam
kesulitan maupun sedang ada masalah, teman yang selalu ada untuk anda baik
dalam keadaan suka maupun duka. Mencari seorang teman sangatlah mudah, cukup
hanya dengan berkenalan dengan orang yang tidak dikenal kemudian berkenalan dan
setelah berkenalan maka itu adalah teman yang baru anda kenal. Namun saat ini
banyak sekali dijumpai bahwa teman itu tidak seperti itu. Datang di saat butuh
dan pergi di saat sudah tidak membutuhkan bantuan lagi, mencari anda disaat
kesulitan dan pergi meninggalkan anda disaat tidak membutuhkaanya lagi. Ibarat
kata seperti “Habis manis sepah di buang”. Padahal anda selalu ada untuknya,
selalu membantunya, mencarikan solusi ketika ia ada masalah. Namun apakah
balasan dari teman anda, tidak ada ucapan terimakasih dari mulut teman anda.
Sebenarnya anda tidak membutuhkan balasan atau imbalan atas apa yang anda
lakukan terhadap teman anda itu, namun anda hanya menginginkan pengertiannya
saja, tidak lebih dari itu. Apakah itu yang di namakan sebuah pertemanan???
Apakah anda setuju dengan hal seperti itu “habis manis sepah dibuang???. Pasti
dari sekian juta orang di dunia ini sangat tidak setuju dengan hal tersebut,
karena tentunya itu akan membuat diri anda sakit hati atas apa yang telah
diperbuat oleh teman anda. Namun tidak semua orang juga berfikiran seperti itu,
karena setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda, ada yang beranggapan
biasa saja, ada juga yang cukup dengan menyadarinya. Terkadang ada juga orang
yang sampai jengkel bahkan membencinya karena perbuatannya sudah tidak bisa di
tolerir lagi. Seperti apa yang telah di sampaikan oleh sang Buddha bahwa,
tetaplah berbuat baik tebarkanlah cinta kasih kepada semua makhluk meskipun
terhadap orang yang membenci atau orang yang di benci sekalipun. Lakukanlah hal
itu maka hidup anda akan bahagia, dan jadikanlah hal tersebut sebagai pelajaran
agar anda dapat memilih mana teman yang baik atau teman yang hanya datang
disaat membutuhkan bantuan.
Sekolah Tinggi Agama BUddha Negeri Sriwijaya
Kampus
Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya yang terletak di daerah Serpong
Tangerang Banten yang merupakan Kampus sekolah agama Buddha yang telah
diresmikan oleh Pemerintah pusat. Kampus ini memiliki dedikasi yang sanagt
tinggi, tidak hanya dalam segi keagamaan namun kampus ini juga mengembangkan
seni budaya seperti gamelan, angklung, seni tari, dan masih banyak lagi yang
terdapat didalam kampus tersebut. Meskipun kampus ini dulunya terletak didaerah
yang sangat terpencil, jauh dari perkotaan dan masih banyak hutannya namun
banyak orang dari berbagai daerah bahkan dari Sabang sampai Merauke yang ingin
melanjutkan kuliahnya di kampus tersebut. Bukan suatu hal yang disayangkan
karena saat ini kampus tersebut berada di kota pendidikan karena disekitaran
kampus sudah berdiri gedung-gedung untuk perkuliahan, bahkan saat ini sedang
didirikannya sebuah mol yang sangat besar yaitu Aeon. Kampus ini memiliki
gedung yang sangat megah, mewah, rapih, bersih, dan merupakan kawasan dilarang
untuk merokok. Tidak hanya gedungnya saja yang megah, rapih dan bersih namun para
dosen serta mahasiswanya juga berpenampilan sangat baik, rapih serta sopan.
Dosen di kampus ini sangatlah ramah terhadap para mahasiswa maupun antar dosen,
berpendidikan luas, terampil, inovasi, dan selalu memotivasi para mahasiswanya
agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Para mahasiswanyapun tidak mau
kalah dengan para dosennya, mereka selalu mengadakan acara untuk mengembangkan
bakat dari masing-masing mahasiswa, membuat kreatifitas atau sesuatu yang baru
untuk mengembangkan kampus tersebut serta mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa
dikampus tersebut memiliki berbagai bakat serta memiliki potensi yang tinggi
dan mampu menerima materi perkuliahan dengan baik. Pada tahun ini kampus
tersebut mendapat juara umum Mahaniti Lokha Dhamma untuk kedua kalinya,
meskipun tahun kemarin tidak mendapat kesempatan untuk membawa pulang juara
umum tersebut. Dari sekian banyak kampus agama Buddha yang ada di Indonesia,
hanya kampus ini yang lebih baik di antar kampus-kampus agama Buddha lainnya
yang ada di Indonesia. Sungguh merupakan kampus yang bagus serta sangat
berpendidikan bukan????
Selasa, 06 Januari 2015
Arti sahabat
Pada
setiap kehidupan seseorang pasti akan membutuhkan teman yang bisa diajak untuk
saling berbagi disaat suka maupun duka. Sahabat memiliki peranan yang membuat
hidup menjadi lebih berwarna. Tetapi kehadiran sahabat bukan untuk menggantikan
pasangan kekasih anda. Saat anda memiliki teman yang baik, bukan hadiah,
bingkisan maupun kado, melainkan perhatian dan kesabaran yang mereka inginkan.
Terkadang sahabat juga butuh didengarkan baik itu suka maupun duka. Jadi
apabila anda memiliki sahabat maka berikan waktu yang cukup untuk mendengarkan
keluh kesah yang mereka rasakan. Seorang sahabat akan membantu anda dalam
menyelesaikan suatu masalah. Begitu juga
dengan sang sahabat, mereka ingin melakukan hal yang sama, membagi
cerita-cerita lucu yang membuat kedekatan dengan sang sahabat. Apa yang
dilakukan untuk teman terkadang melelahkan bahkan menjengkelkan, tetapi itu
yang membuat persahabatan memiliki nilai yang indah. Persahabatan tidak
terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi
menajamkan besi, demikinalah sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan
diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti,
diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, namun semua itu tidak pernah
sengaja untuk dilakukan sengan tujuan kebencian. Seorang sahabat tidak akan
menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena
kasihsayangnya ia memberanikan diri untuk menegurnya. Proses dari teman menjadi
sahabat membutuhkan pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat
membutuhkan bantuan baru memberikan perhatian , seharusnya sahabat berinisiatif
memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya. Semua orang
pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil
mendapatkannya. Banyak orang yang telah meraskan indahnya persahabatan, namun
ada juga yan g bagitu hancur karena dikhianati sahabatnya. Hancurnya
persahabatan disebabkan oleh beberapa hal diantaranya: masalah bisnis,
ketidakterbukaan, kehilangan kepercayaan, perubahan perasaan anatar lawan
jenis, dan ketidaksetiaan. Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil
dipatahkan oleh sahabat yang teruji kesetiaanya.
Mempunya
satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan dirinya
sendiri. Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang
berada di samping anda?, Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak
dicintai?, Siapa yang menjadi tameng untuk urusan rahasia anda, diwaktu ada
masalah dengan keluarga anda?, Siapa yang bersama dengan anda saat tidak ada
satu orangpun yang membantu anda?. Mereka semua adalah sahabat-sahabat anda,
jadi hargai dan peliharalah persahabatan anda dengan baik. J
Minggu, 04 Januari 2015
Pentingnya seorang sahabat
Sahabat
adalah seseorang yang dapat dipercaya, bisa diajak bercerita tentang masalah
yang sedang dihadapi, ada di saat saling membutuhkan, bahkan pada saat tidak di
butuhkanpun sahabat selalu ada disamping untuk selalu menemani. Seorang sahabat
sejati sangat sulit untuk dicari karena memang benar-benar sangat sulit mungkin
hanya ada satu diantara 10 orang. Teman adalah seseorang yang di kenal dan bisa
di jumpai disaat tertentu dan tidak
selamanya juga dapat di jumpai. Mencari teman itu sangatlah mudah hanya dengan
menemui orang yang tidak dikenal lalu mengajaknya untuk berkenalan dan ketika
sudah berkenalan maka sudah di anggap sebagai teman. Sahabat adalah seseorang
yang dapat membuat tersenyum ketika sahabatnya sedang sedih atau sedang di
rundung masalah. Yupszz, rasanya tidak berlebihan jika keberadaan seorang
sahabat sangat istimewa, ia menjadi zat penting yang memberi warna dalam
menghadapi kehidupan ini. So, punya sahabat bukan lagi sebuah keharusan
melainkan kebutuhan, pasti anda setuju bukan?. Sebab punya sahabat itu nggak
ada ruginya karena seorang sahabat akan membuat hari-hari anda akan lebih hidup
bermakna. Sahabat itu bisa menjadi teman curhat, nggak ada istilah stress
ketika sedang di rundung masalah, seberat apapun masalah itu kalau punya sahabat
ia pasti akan menghibur. Dalam hal ini
sahabat bisa menjadi tempat berbagi cerita, teman curhat yang nyaman, bisa
mengungkapkan semua apa yang dirasakan selain kepada keluarga ataupun dengan pacar.
Sahabat seperti dewa penolong yaitu siap membantu dan dapat memberikan saran
namun bukan berarti setiap ada masalah harus lari ke sahabat, yang paling baik
yaitu dengan menyelesaikannya dengn sendiri. Sahabat itu orangnya nyambung untuk
diajak ngobrol, enak diajak diskusi, teman berbincang yang menyenangkan dan
semua itu dapat tercapai jika bisa saling mengenal kepribadiannya masing-masing
serta saling menerima satu dengan yang lainnya. sahabat itu seperti tubuh, bila
salah satu dari tubuh ini sakit, maka yang lain akan merasakan sakit. Misalnya
kaki yang tersandung oleh batu, pasti dengan mulut akan refleks untuk
mengucapkan kata “aduh”, tangan langsung mengusap dan mengobatinya, tanpa
diminta ataupun disuruh demikian juga seorang sahabat ia akan memiliki
kesadaran diri kalau sahabatanya sedang dalam kesulitan, dan semua itu
dilakukan atas dasar keikhlasan bukan paksaan apalagi pamrih, yaa seperi itu
lah sahabat. Maka dari itu cobalah cari seorang sahabat yang memang benar-benar
dapat mengerti satu sama lain.
#best
friends forever
Sahabat
sejati
Timbal balik antara orang tua terhadap anak dan sebaliknya.
Telah diketahui bahwa orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga dan merawat ananknya. Seorang ibu akan menjaga kandungannya dengan baik demi buah hatinya agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Orang tua akan menjaga dan mandidik anaknya agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dimana orang tua menginginkan anaknya jika ia sudah tumbuh menjadi dewasa menjadi seseorang yang sukses dan dapat membahagiakan orang tua serta pasangan hidupnya kelak. Seorang anak juga harus mengetahui betapa besar perjuangan serta pengorbanan orang tuanya untuk merawatnya hingga ia tumbuh menjadi orang yang sukses merawatnya pagi siang dan malam tanpa mengenal lelah demi anaknya, bekerja siang dan malam agar dapat memenuhi kebutuhan anaknya. Orang tua tidak akan pernah menyalahkan bahkan memarahi anaknya, jika orang tua memarahi anaknya pasti karena ada sebabnya dan orang tua tidak menginginkan sesuatu yang buruk terjadi pada anaknya. Dalam agama Buddha terdapat sutta yang membahas tentang timbal balik antara orang tua dengan anak dan anak dengan orang tua yaitu Sigalovada Sutta dalam Diggha Nikaya, Patika Vagga. Isi dari Sigalovada Sutta itu sendiri yaitu:
1. Orang
tua yang memperlakukan anaknya dengan 5 cara, yaitu:
a. Orang
tua akan mencegah anaknya untuk berbuat jahat;
b. Orang
tua akan mendorong anaknya untuk melakukan perbuatan baik;
c. Orang
tua akan melatih anaknya dalam suatu profesi kepandaian;
d. Orang
tua akan mencarikan paqsangan yang pantas, terbaik dan sesuai untuk ananknya;
e. Orang
tua kan menyerahkan warisan kepada anaknya pada waktu yang tepat.
2. Seorang
anak yang harus memperlakuakn orang tua nya dengan 5 cara, yaitu:
a. Dahulu
aku di rawat oleh orang tua, sekarang aku akan merawat orang tua;
b. Aku
akan memikul beban kewajiban orang tua;
c. Aku
akan mempertahankan keturunan dan tradisi keluarga;
d. Aku
akan menjadikan diriku pantas menerima warisan;
e. Aku
akan melakukanperbuatan baik dan upacara agama setelah mereka meninggal dunia.
Demikianlah
apa yang telah di sampaikan oleh Sang Buddha di dalam Sigalovada Sutta, di mana
terjadi timbal balik antara orang tua dengan anak dan anak dengan orang tua.
Maka dari itu sebagai seorang anak harus selalu mengingat kebajikan serta
pengorbanan apa yang telah di lakukan orang tuanya dan jangan sampai orang lain
yang merawatnya pada saat masa tuanya.
Sabtu, 03 Januari 2015
meresensi sebuah buku
Motivasi untuk para Pemimpin
Judul resensi buku
di atas yaitu “Motivasi untuk para Pemimpin” yang di ambil dari buku “The
Leadership Wisdom dengan sub judul Inspirasi untuk Meningkatkan Potensi Kepemimpinan
Anda”. Buku ini di karang oleh bapak Paulus Winarto yang di terbitkan oleh
Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia – Jakarta dengan tebal buku
mulai dari halaman I-XII dan 1-226. Buku ini di cetak sebanyak tiga kali yaitu
cetakan pertama pada bulan Maret 2005, cetakan kedua bulan Maret 2006, dan
cetakan ketiga bulan Oktober 2008.
Buku ini ditulis
oleh Bapak Paulus Winarto. Beliau adalah pemegang 2 rekor dari Museum Rekor
Indonesia (MURI), yakni sebagai pembicara seminar yang pertama kali berbicara
dalam seminar di angkasa dan penulis buku yang pertama kali bukunya diluncurkan
di angkasa, dalam penerbangan Jakarta-Bangkok, 4 April 2005. Beliau adalah
putra kelahiran Sorong, tanah Papua, 17 Agustus 1975 banyak menimba ilmu
kepemimpinan dari guru kepemimpinan Dr. John C. Maxwell. Beliau disertifikasi
dan terlibat aktif dalam program Million Leaders Mandate yang diadakan oleh
EQUIP (organisasi yang didirikan Dr. John C. Maxwell) untuk menciptakan satu
juta pemimpin di seluruh dunia.
Beliau adalah
alumnus jurusan Teknik Kimia dari Universitas Khatolik Parahyangan Bandung dan
pernah berkarya sebagai wartawan, praktisi public relation dan praktisi
pemasaran. Beliau dijuluki sabagai
“manusia kompleks” oleh guru marketing yaitu Hermawan Kartajaya. Beliau juga
dikenal sebagai trainer, pembicara seminar, dosen, tamu di berbagai perguruan
tinggi, dan penulis sejumlah buku motivasi dan pengembangan diri best seller. Beliau
mendirikan lembaga pelatihan nonprofit HOT MINISTRY dengan target 100.000 anak
muda di negeri ini agar dapat menjadi generasi yang membawa dampak signifikan
bagi kemajuan bangsa. Moto hidupnya adalah “Hidupmu akan terus berBUAH
sepanjang engkau memiliki hubungan dengan Yang Mahakuasa, bersedia untuk
senantiasa berubah kea rah yang lebih baik dan mendapatkan dukungan orang yang
tepat”.
Beliau telah banyak
sekali menulis buku, diantaranya “Be Strong, First Step To Be An Entrepreneur,
The Power Of Hope, Ketika Ia Menyapaku, Hidup yang Berbuah, Melejit Diusia
Muda, Melangkah Maju Dimasa Sulit dan masih banyak lagi buku yang telah di
tulis oleh beliau yang kebanyakan isinya berupa motivasi untuk para pembacanya.
Buku ini memberikan
berbagai motivasi bagi para pemimpin untuk mencapai sebuah kesuksesan serta
mencapai tujuan yang diinginkan. Seseorang yang ingin menjadi sukses butuh
perjuangan yang sangat keras, jika jatuh dan tidak bangkit lagi maka itu bukan
dari sebuah kesuksesan namun keputusasaan. Berikut Ini terdapat beberapa contoh
motivasi bagi para pemimpin untuk menjadi sukses yang ada di dalam buku
tersebut, seperti Kepemimpinan adalah pengaruh. Jadi maksut dari motivasi
tersebut adalah seorang pemimpin membawa pengeruh besar terhadap bawahannya,
jika seorang pemimpin tidak bekerja dengan baik maka apa yang diinginkan tidak
akan pernah tercapai apalagi unutk kesempurnaan, karena itu semua sangat jauh.
Untuk tercapainya sesuatu juga memerlukan kerjasama antar tim, jika tidak
tejadi kerjasam antar tim yang baik maka hal itupun tidak akan pernah terwujud.
Sebenarnya isi dari
buku ini sangat bagus dan baik, mulai dari segi cover, gambar, sampul buku
sangat baik dan rapih. Buku ini sangat baik sekali karena berisi mengenai
motivasi agar seseorang yang telah jatuh dalam menngapai sesuatu hal yang
diinginkan dapat bangkit kembali setelah membaca buku ini. Banyak hal yang di dapat setelah membaca buku
ini seperti memotivasi dirinya sendiri, dapat memotivasi orang lain, menjadi
lebih semangat untuk menggapai sesuatu hal yang diinginkan dan masih banyak hal
laiinya. Namun, hal yang sedikit disayangkan yaitu terdapat cerita pendek yang
kemudian dilanjutkan dengan motivasi tanpa penjelasan sama sekali, jika
seseorang tidak membacanya dengan cermat dan teliti maka ia tidak akan tau
makna dari motivasi tersebut. Seharusnya sedikit dijelaskan makna dari motivasi
tersebut agar para pembacanya dapat mengerti makna tersebut.
menganalisi sebuah jurnal
Analisis Jurnal Ilmiah
Pembinaan Kehidupan Beragama Lanjut Usia
Di Panti Sosial Syekh Burhanuddin
Kabupaten Padang Pariaman, yang di tulis oleh Suhanah (Peneliti pada Puslitbang
Kehidupan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama)
a.
Latar
Belakang
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 telah
disebutkan bahwa orang lanjut usia telah diberikan kesejahteraan, dan memiliki
hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pemerintah memberikan suatu bentuk penghormatan kepada para lanjut usia dengan
memberikan pelayanan keagamaan, kesehatan, bantuan sosial, perlindungan sosial
dan lain-lain. Banyak sekali masalah umum yang dirasakan oleh para lanjut usia
seperti menurunnya kemapuan jasmani, rohani, dan sosial sehingga menjadi salah
satu beban untuk anaknya. Masalah tersebut menjadi faktor utama yang kerapkali
membuat sebagian anak menitipkan orang tuanya ke panti sosial.
Pada tahun 2000 Puslitbang Kehidupan
Keagamaan melakukan penelitian tentang pembinaan keagamaan dengan sasaran orang
lanjut usia di panti jompo. Hasil dari penelitian tersebut antara lain untuk
melakukan pembinaan keagamaan terhadap para lanjut usia, karena belum adanya
pedoman khusus tentang pembinaan keagamaan bagi para lanjut usia. Kemudian pada
tahun 2008 melakukan penelitian lanjutan dengan judul Pembinaan Kehidupan
Beragama Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Wredha (PSTW). Hal ini di lakukan
karena melihat jumlah lanjut usia dari tahun ketahun yang terus meningkat dan
membutuhkan penanganan pelayanan yang lebih baik serta kebijakan pemerintah
dalam pembinaan keagamaan untuk kesejahteraan sosial dan spiritual. PSTW itu
sendiri adalah wadah yang memberikan pelayanan dan perawatan jasmani, rohani,
dan sosial serta perlindungan untuk memenuhi kebutuhan lanjut usia.
Adapun
masalah-masalah yang muncul di dalam penelitian yaitu bagaimana pola kehidupan
beragama di Panti Sosial Syekh Burhanuddin, apa saja faktor pendukung dan
penghambat, dan bagaimana implementasi dalam kebijakan pemerintah dan peraturan
perundang-undangan?
b.
Metodologi
Penelitian
ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk
mempelajari secara intensif mengenai unit sosial tertentu yang meliputi
individu, kelompok, lembaga, dan masyarakat. Dalam studi kasus dilakukan
penggalian data secara holistik dan menganalisis secara intensif interaksi
faktor-faktor yang terlibat di dalamnnya. Pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara, pengamatan, dan telaah dari buku serta laporan hasil penelitian dari
dokumen yang ada di panti sosial.
c.
Kerangka
Pemikiran
Setelah
menemukan hambatan serta kendala yang sudah dihadapi, juga telah memberi
keberhasilan yang nyata seperti membaiknya kondisi kehidupan sosial masyarakat
dan kesehatan. Dengan keberhasilan tersebut maka usia harapan hidup mengalami
peningkatan. Dengan adanya usia harapan hidup yang mengalami peningkatan maka
para lanjut usia memerlukan bantuan peningkatan kesejahteraan sosila serta
pembinaan kehidupan beragama. Pembinaan yang dimaksudkan mencakup kebijakan,
koordinasi, penyuluhan, pembinaan dan bimbingan, pemberian bantuan, perizinan
serta pengawasan. Terdapat aspek yang diteliti dalam kajian ini yaitu sejarah
panti, bantuan yang telah diterima, struktur kepengurusan, jumlah dan profil
lanjut suai, persyaratan penerimaan lanjut usia, materi pembinaan, dan
lain-lain.
d.
Pembahasan
Panti Sosial Tresna Werdha Syekh Burhanuddin
beralamat di desa Tanjung Ulakan Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang
Pariaman Sumatera Barat yang berdiri pada tanggal 12 Desember 1996 atas ide
para pengurus Yayasan Pondok Pesantren Luhur Syekh Burhanuddin. Ide ini timbul
ketika melihat banyak para lanjut usia yang harus dibantu karena mereka
ditinggalkan oleh anak-anaknya yang pada merantau untuk mencari nafkah sehingga
mereka dititipkan ke panti dengan alasan faktor ekonomi dan tidak mau melihat
orang tuanya hidup dalam kesendirian. Tujuan didirikannya Panti Sosial Tresna
Werdha (PSTW) Syekh Burhanuddin yaitu untuk menyatukan para lanjut usia yang
hidupnya kesepian dan terlantar, dikarenakan keluarganya tidak bisa mendampingi
dan melayaninya dengan baik, sehingga mereka dapat hidup dengan nyaman dan
senang bisa hidup bersama.
Sepanjang berdirinya Panti Sosial ini, sudah
beberapa kali mendapatkan beberapa bantuan dari berbagai pihak dan donatur
serta para perantauan yang telah sukses. Pada tahun 2000 mendapat bantuan dari
Menteri Sosial untuk membangun rumah, namun setelah diteliti ternyata
pembangunan rumah belum selesai karena kekurangan biaya. Kemudian pada tahun
2004 mengajukan proposal permohonan kepada Dinas Sosial Kabupaten Padang
Pariaman untuk keperluan para lansia berupa sembako. Selanjutnya pada tahun
2007 menerima bantuan dari Kantor Sosial Kabupaten Padang Pariaman yang
digunakan untuk biaya operasional, uang jajan lansia, bantuan dana perorang,
dan uang honor kepada pangurus panti. Namun tidak semua mendapatkan honor
kecuali orang tertentu dan selain honor tersebut diberikan satu tahun sekali
dengan jumlah biaya keseluruhan. Adapun persyaratan bagi lansia untuk bisa
diterima di Panti Sosial Syekh Burhanuddin yaitu bisa mandi sendiri, mencuci
pakaian sendiri, masak bersama-sama lansia, dan makan dan minum sendiri.
Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam
Panti Sosial Syekh Burhanuddin, diantaranya:
A. Faktor
Pendukung
1. Tenaga
Pembina Keagamaan lansia tidak mengalami kendala karena Panti ini lahir dari
Pondok Pesantren di mana pondok ini melahirkan para kyai yang bertugas
memberikan ceramah keagamaan.
2. Keikhlasan
dari para pengurus yang mendapatkan honor yang tidak sesuai dengan tenaganya.
3. Para
lansia tidak banyak tuntutan walaupun diberi makan dengan tidak memenuhi
standar 4 sehat 5 sempurna.
4. Implementasi
peraturan perundang-undangan tentang lansia dilaksanakan oleh Bupati Kabupaten
Padang Pariaman beserta jajarannya.
B. Faktor
Penghambat
1.
Masih minimnya bantuan yang diterima oleh
panti, sehingga mengakibatkan belum terpenuhinya standar kehidupan yang layak.
2.
Belum ada koordinasi antara panti dengan
pihak Departemen Agama RI, Pemerintah di Provinsi Sumatera Barat dalam hal
pembinaan Kehidupan Beragama lanjut usia.
3. Sarana
dan Prasarana yang ada di Panti Sosial Syekh Burhanuddin belum memadai.
e.
Kesimpulan
dan Saran
Setelah dilakukan penelitian dengan adanya
sedikit perubahan serta bantuan dari berbagai pihak, maka para lanjut usia
menjadi sejahtera, dan dapat hidup rukun satu dengan yang lainnya. Pembinaan
Kehidupan Beragama lansia di panti sosial selama ini sudah dilakukan dengan
baik, meskipun pelaksanaannya masih dilakukan bersamaan dengan kegiatan yang
ada di Yayasan Pondok Pesantren Luhur Syekh Burhanuddin. Meskipun pola
pembinaan keagamaan belum ada, tetapi yang berjalan selama ini mengikuti pola
yang di programkan oleh Yayasan Pondok Pesantren.
Adapun saran yang perlu dilakukan untuk
membuat panti tersebut menjadi lebih baik dari yang sekarang, yaitu:
a) Perlu
adanya kerjasama antara masing-masing instansi terkait dalam hal pembinaan
keagamaan lanjut usia
b) Perlunya keperdulian Bupati Kabupaten Padang
Pariaman terhadap para lansia yang perlu dipertahankan terus menerus.
c) Perlu
adanya kebijakan pemerintah tentang pembinaan kehidupan beragama lanjut usia
yang perlu payung hukum.
f.
Kritik
Penulis
Penelitian
dengan judul Pembinaan Kehidupan Beragama Lanjut Usia di Panti Sosial Syekh
Burhanuddin Kabupaten Padang Pariaman yang di tulis oleh Suhanah sangatlah
baik, karena menggunakan metode yang tepat, dan cermat. Sementara itu, data
yang disajikan sangat memadai untuk mendukung kesimpulan penelitian tersebut.
Penulis menyajikan hasil penelitian dengan jelas, singkat dan padat serta
menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga dapat dimengerti oleh banyak
khalayak umum.
2. Keikhlasan
dari para pengurus yang mendapatkan honor yang tidak sesuai dengan tenaganya.
4. Implementasi
peraturan perundang-undangan tentang lansia dilaksanakan oleh Bupati Kabupaten
Padang Pariaman beserta jajarannya.
1.
Masih minimnya bantuan yang diterima oleh
panti, sehingga mengakibatkan belum terpenuhinya standar kehidupan yang layak.
3. Sarana
dan Prasarana yang ada di Panti Sosial Syekh Burhanuddin belum memadai.
Setelah dilakukan penelitian dengan adanya
sedikit perubahan serta bantuan dari berbagai pihak, maka para lanjut usia
menjadi sejahtera, dan dapat hidup rukun satu dengan yang lainnya. Pembinaan
Kehidupan Beragama lansia di panti sosial selama ini sudah dilakukan dengan
baik, meskipun pelaksanaannya masih dilakukan bersamaan dengan kegiatan yang
ada di Yayasan Pondok Pesantren Luhur Syekh Burhanuddin. Meskipun pola
pembinaan keagamaan belum ada, tetapi yang berjalan selama ini mengikuti pola
yang di programkan oleh Yayasan Pondok Pesantren.
c) Perlu
adanya kebijakan pemerintah tentang pembinaan kehidupan beragama lanjut usia
yang perlu payung hukum.
Penelitian
dengan judul Pembinaan Kehidupan Beragama Lanjut Usia di Panti Sosial Syekh
Burhanuddin Kabupaten Padang Pariaman yang di tulis oleh Suhanah sangatlah
baik, karena menggunakan metode yang tepat, dan cermat. Sementara itu, data
yang disajikan sangat memadai untuk mendukung kesimpulan penelitian tersebut.
Penulis menyajikan hasil penelitian dengan jelas, singkat dan padat serta
menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga dapat dimengerti oleh banyak
khalayak umum.
Kamis, 01 Januari 2015
Pengaruh Perkembangan Zaman dan Tekhnologi
Zaman
semakin berkembang, tekhnologi pun semakin maju dan berkembang. Namun tau kah
anda bahwa perkembangan zaman dan tekhnologi membuat semua orang hanyut ke
dalam perkembangan zaman tersebut. Pada saat ini banyak orang yang terpengaruh
oleh perkembangan zaman yang tidak hanya dialami oleh golongan anak muda dan
orang tua namun anak kecil saat ini sudah terpengaruh oleh perkembangan zaman
dan tekhnologi. Banyak sekali dampak negatif yang di dapatkan dan pengaruh
negatif bagi anak-anak kecil. Sebagian besar orang menyalahgunakan perkembangan
zaman dan tekhnologi yang ada seperti youtube, facebook, twitter, game online,
dan masih banyak lainnya. Youtube yang seharusnya di gunakan sebagi media untuk
melihat video, film ataupun untuk melihat berita teraktual namun disalahgunakan
untuk menyaksikan nideo-video porno yang banyak di saksikan oleh masyarakat
luas dan anak-anak. Youtube juga seharusnya dapat di gunakan untuk mengupload
kreatifitas ataupun bakat seseorang agar mereka dapat mengembangkan bakat
mereka namun yang terjadi pada ada saat ini yang di upload adalah video-video
yang tidak penting seperti video porno, video kekerasan, bahkan video untuk
mempermalukan dirinya sendiri. Sungguh suatu hal yang sangat disayangkan sekali.
Video semacam itu sangat berdampak negatif bagi anak-anak yang menyaksikannya
terutama bagi anak yang kurang mendapatkan kasihsayang dan perhatian dari orang
tuanya. Seorang anak dapat melakukan hal-hal yang buruk akibat apa yang ia
lihat dan saksikan bahkan seorang gurupun dapat melakukan tindakan yang jahat
terhadap anak muridnya seperti malakukan kekerasan bahkan menyodomi anak
muridnya sendiri di mana yang seharusnya memberikan suatu pembelajaran yang
baik justru malah memberikan hal yang buruk. Lalu dengan hal yang seperti itu,
apa tanggapan kalian mengenai dampak negatif dari perkembangan zaman dan
teknologi yang disalahgunakan oleh masyarakat?.
Seharusnya
masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh perkembangan zaman dan tekhnologi,
bukan tekhnologi yang menguasai diri ini namun diri ini yang harus menguasai
tekhnologi dan harus pandai dalam memilah-milah perkembangan zaman, mana yang
dapat diterima dan mana yang seharusnya tidak diterima.
Langganan:
Postingan (Atom)